Kamu Pencinta Minuman Manis? Yuk, Simak Dampaknya Bagi Kesehatan
Saat ini minuman manis sedang menjadi primadona di Indonesia, beragam jenis minuman manis bermunculan dan viral di sosial media. Dilansir dari CNN Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat setidaknya 61,27 persen penduduk Indonesia usia tiga tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari.
Berdasarkan data Kemenkes juga menunjukkan 28,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi Gula Garam Lemak (GGL) melebihi batas yang dianjurkan.
Menurut Pedoman WHO (World Health Organization) batas konsumsi gula harian sendiri adalah 10% dari total energi harian sehingga jika asupan energi total harian adalah 2000 Kkal maka idealnya energi dari gula yang diperlukan tubuh adalah 200 Kkal dalam sehari. Mengonsumsi minuman manis secara rutin dan melebihi batas kadar gula yang dianjurkan tentunya akan memberikan dampak yang negatif bagi tubuh. Adapun dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, yaitu:
Obesitas
Menurut WHO (World Health Organization) obesitas merupakan akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes) salah satu faktor peningkatan prevalansi obesitas di Indonesia di kalangan dewasa adalah konsumsi makanan dan minuman manis. Konsumsi minuman manis yang berlebihan tentunya juga akan memicu konsumsi kalori yang berlebihan dan jika tidak diimbangi dengan pembatasan kalori dari makan lain yang dikonsumsi hal ini dapat memicu terjadinya obesitas.
Diabetes Melitus Tipe-2
Diabetes Melitus Tipe-2 menurut Kementrian Kesehatan adalah kondisi kronis yang terjadi karena peningkatan kadar gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Dilansir dari Website Direktorat Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan, orang yang rutin mengonsumsi minuman manis 26 % lebih berisiko untuk terserangan Diabetes Melitus Tipe-2.
Penyakit jantung
Dilansir dari website P2PTM Kemenkes temuan dari Jurnal JAMA Internal Medicine menjelaskan mengonsumsi gula lebih dari seperlima kalori harian meningkatkan risiko dua kali lebih besar mengidap penyakit jantung, dibandingkan dengan mengonsumsi makanan sehat dengan muatan hanya 10% gula. Konsumsi minuman manis secara berlebihan tentunya memungkinkan untuk memicu risiko penyakit jantung.
Asam Urat (Gout)
Kebiasaan mengonsumsi minuman manis secara rutin menyebabkan 75 % lebih berisiko terkena penyakit asam urat (gout). Penyakit asam urat atau gout sendiri merupakan jenis radang sendi yang terjadi karena adanya penumpukan kristal asam urat dan dapat terjadi di sendi manapun.
Penyakit ginjal
Mengonsumsi minuman tinggi gula meningkatkan risiko terserang penyakit seperti obesitas, diabetes dan hipertensi yang merupakan faktor risiko penyakit ginjal.
Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)
Konsumsi minuman manis secara rutin juga menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD). Menurut Kemenkes penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) adalah kondisi yang ditandai peningkatan kandungan lemak di hati (terutama dalam bentuk trigliserida) yang melebihi 5% dari total berat hati yang terjadi di daerah dengan konsumsi alkohol rendah seperti Indonesia
Kerusakan gigi
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari konsumsi minuman manis berlebih adalah masalah kerusakan gigi. Sisa gula yang menempel pada gigi dapat digerogoti oleh bakteri mulut yang menghasilkan asam yang dapat mengikis email gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi.
Mengonsumsi minuman manis memang terasa menyegarkan, namun kita perlu memperhatikan dampak negatif yang ditimbukan bagi kesehatan tubuh seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pembatasan konsumsi gula juga diperlukan bukan hanya dengan mengurangi konsumsi minuman manis namun juga konsumsi makanan manis secara berlebih. Kita perlu memperhatikan konsumsi gula harian, WHO (World Health Organization) sendiri menganjurkan konsumsi gula maksimal adalah 10% dari total energi harian atau setara dengan 4 sendok makan (50 gram) gula perharinya .
Sumber:
Internet:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1706/minuman-manis-kekinian-tingkatkan-risiko-kematian
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.00
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.00
https://www.who.int/health-topics/obesity#tab=tab_1
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.18 WIB
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1861/diabetes-mellitus-tipe-2
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.30 WIB
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/konsumsi-gula-berlebihan-tingkatkan-risiko-penyakit-jantung
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.30 WIB
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1420/perlemakan-hati-selayang-pandang
Diakses pada 8 Januari 2023 pukul 12.30 WIB
Diakses pada 10 Januari 2023 pukul 11.40 WIB
Jurnal/Panduan:
Rosyida Awalia Safitri, Sunarti Sunarti, Annisa Parisudha, Yuni Herliyanti (2021) Kandungan Gizi Dalam Minuman Kekinian “Boba Milk Tea”. Gorontalo Journal of Public Health, Volume 4 Nomor 1, Tahun 2021. https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gjph/article/view/1443
WHO Guideline: sugars intake for adults and children https://www.who.int/publications/i/item/9789241549028